SEJARAH
PERKEMBANGAN GENETIKA TANAMAN
Eksperimen Mendel memilih tumbuhan biasa yaitu KACANG
POLONG. Mendel Mengindentifikasi :
(-) Bentuk benih (bundar atau keriput)
(-) warna benih (kuning atau hijau )
(-) warna selaput luar ( bewarna atau putih )
(-) Bentuk kulit biji
yang matang ( licin atau bertulang )
(-) warna kulit biji yang belum matang ( hijau atau kuning )
(-) Letak bunga (tersebar atau hanya di ujung )
(-) panjang batang tumbuhan (tinggi atau pendek)
Genetika (dari bahasa Yunani γέννω atau genno yang berarti "melahirkan")
merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini
mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat
pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan
prion).
Genetika adalah
ilmu yang mempelajari pewarisan sifat (hereditas) yang diwariskan kepada anak
cucu serta variasi yang mungkin timbul di dalamnya.
Adapun perkembangan dalam ilmu genetika antara lain:
Era Pra-Mendel
(Sebelum Abad XIX)
Bangsa Babylonia (6.000 tahun yang
lalu) sudah melakukan penyusunan silsilah kuda untuk memperbaiki keturunan.
Sementara itu, bangsa Cina juga mampu melakukan seleksi benih padi untuk
mencari sifat unggul. Ribuan tahun yang lalu di Eropa dan Amerika juga banyak
yang melakukan seleksi dan penyerbukan silang terhadap gandum dan jagung yang
asalnya dari rumput liar.
Era
Mendel (1822-1884)
Pada era ini
merupakan keberhasilan Mendel yang merupakan seorang pastur yang mampu melakukan
percobaan persilangan pada tanaman ercis (Pisum sativum). Mendel juga
berhasil mengamati adanya sifat keturunan (karakter) yang diturunkan dari
generasi ke generasi. Selain itu, Mendel mampu membuat perhitungan matematika
tentang sifat genetis dari karakter yang ditampilkan oleh percobaan tersebut.
Faktor pembeawa karakter tersebut kemudian dinamakan determinan/faktor. Keberhasilan percobaan Mendel tersebut
menjadikan dasar ilmu pengetahuan di bidang genetika Mendelian. Berkat usahanya
tersebut, Mendel dijuluki Bapak Genetika.
EraPasca-Mendel(setelahtahun1900)
Di era ini ditandai dengan ditemukannya karya Mendel oleh Hugo de Vries (Belanda); Carts Correns (Jerman); dan Erich Von Tshcemak (Austria). Setelah itu banyak peneliti yang melakukan penelitian yang lebih mendalam diantaranya adalah:
Di era ini ditandai dengan ditemukannya karya Mendel oleh Hugo de Vries (Belanda); Carts Correns (Jerman); dan Erich Von Tshcemak (Austria). Setelah itu banyak peneliti yang melakukan penelitian yang lebih mendalam diantaranya adalah:
- Bateson dan Punnet (1861-1926). Pada tahun 1907 melakukan percobaan untuk membuktikan apakah percobaan Mendel juga berlaku untuk hewan. Mereka menemukan adanya penyimpangan matematis dari genetika Mendel. Selain itu, mereka juga menemukan adanya suatu interkasi antargen dalam memunculkan suatu sifat.
- Van Beneden dan Boveri. Mereka menyebutkan bahwa kromosom dalam nukleus merupakan faktor pembawa bahan genetik.
- Flemming dan Roux. Mereka mengamati proses pembelahan sel somatik yang kemudian diberi nama pembelahan mitosis dan meiosis.
- Weissmann. Dia mengatakan bahwa kromosom terbagi menjadi dua pada saat pembelahan sel, yakni pada saat pembentukan gamet (gametogenesis).
- Sutton. Dia mengumumkan adanya kesesuaian antara tingkah laku kromosom ketika sel sedang membelah dan segregasi bahan genetik penemuan Mendel.
- Morgan. Dia mengatakan bahwa gen adalah unit terkecil bahan genetik (kata gen diperkenalkan oleh Johansen) dan dalam satu kromosom terdapat banyak gen. Dengan kata lain, gen-gen tersebut saling berangkai (linked). Bahan genetik tersebut dapat mengalami perubahan.
- Garrod (1909). Dia menemukan penyakit genetis yang bersifat abnormal akibat aktivitas enzim.
- Ingram (1956). Dia mengatakan bahwa terdapat perbedaan hemoglobin normal dengan hemoglobin abnormal yang disebabkan oleh perbedaan pada urutan asam amino dalam molekul globinnya. Perbedaan tersubut dikarenakan adanya mutasi.
- Muller (1927) dan Auerbach (1962). Dalam penelitiannya, mereka melihat mutasi dapat dilakukan dengan cara buatan (induksi).
- Watson dan Crick (1961). Mereka berdua menemukan bahan penyusun molekul gen yakni DNA
- Nirenberg (1961). Dia menyusun kode-kode genetik yang menentukan urutan-urutan asam amino dalam sintesis protein dan mengetahui gen yang bekerja untuk menimbulkan suatu karakter melalui sintesis protein.
Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai
menjelang akhir abad ke-19 ketika seorang biarawan Austria bernama Gregor
Johann Mendel berhasil melakukan analisis yang cermat dengan interpretasi yang
tepat atas hasil-hasil percobaan persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum
satifum). Sejumlah percobaan terdokumentasi yang terkait dengan genetika
telah banyak dilakukan pada masa sebelum Mendel, yang kelak banyak membantu
memberikan bukti bagi teori Mendel. Percobaan-percobaan itu misalnya adalah
sebagai berikut:
- Pembuatan Raphanobrassica melalui persilangan lobak dan kubis pada abad ke-17 oleh Köhlreuter, seorang pemulia sayuran berkebangsaan Jerman, untuk menghasilkan tanaman yang menghasilkan umbi dan krop kubis sekaligus, meskipun tidak berhasil.
- Penemuan dan penjelasan tentang pembuahan berganda pada tumbuhan berbunga (Magnoliophyta) oleh E. Strassburger (1878) dan S. Nawaschin (1898),
- Percobaan terhadap ribuan persilangan oleh Charles Darwin pada abad ke-19 yang hasilnya diterbitkan pada 1896 dengan judul The variation of animals and plants under domestication) dan berhasil mengidentifikasi adanya penurunan penampilan pada generasi hasil perkawinan sekerabat (depresi inbred) dan penguatan penampilan pada hasil persilangan antarinbred (heterosis) meskipun dia tidak bisa memberikan penjelasan;
- Usaha menjelaskan kemiripan antara orang tua dan anak oleh Karl Pearsonmelalui metode regresi (yang malah menjadi dasar dari banyak teknikstatistika modern).
Sebenarnya, Mendel bukanlah orang pertama yang melakukan
percobaan-percobaan persilangan. Akan tetapi, berbeda dengan para pendahulunya
yang melihat setiap individu dengan keseluruhan sifatnya yang kompleks, Mendel
mengamati pola pewarisan sifat demi sifat sehingga menjadi lebih mudah untuk
diikuti. Deduksinya mengenai pola pewarisan sifat ini kemudian menjadi landasan
utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan, dan
Mendel pun diakui sebagai bapak genetika.
(meskipun
DNA sudah diekstraksi namun pada
abad ke-19 belum diketahui fungsinya). Saat itu orang masih beranggapan bahwa
sifat diwariskan lewat sperma (tetua
betina tidak menyumbang apa pun terhadap sifat anaknya).
Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut
dipublikasikan pada tahun 1866 diProceedings of the Brunn Society for
Natural History. Namun, selama lebih dari 30 tahun tidak pernah ada
peneliti lain yang memperhatikannya. Baru pada tahun 1900 tiga orang ahli
botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries di Belanda, Carl Correns di Jerman
dan Eric Von Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti kebenaran
prinsip-prinsip Mendel pada penelitian mereka masing-masing. Semenjak saat itu
hingga lebih kurang pertengahan abad ke-20 berbagai percobaan persilangan atas
dasar prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi penelitian di bidang genetika.
Hal ini menandai berlangsungnya suatu era yang dinamakan genetika klasik.
DAFTAR PUSTAKA
http://luqmanhakim.multiply.com/journal/item/26(diakses tgl 15 Juli 2010)
http://id.wikipedia.org/wiki/Theophrastus(diakses tgl 17 Juli 2010)
http://id.wikipedia.org/wiki/Hippokrates(diakses tgl 17 Juli 2010)
http://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles(diakses tgl 17 Juli 2010)
Suriasumantri, J.S. (1999).Filsafat
Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.
Wattimena,
R.A.A. (2008). Filsafat dan Sains, Jakarta: Penerbit PT. Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar