Selasa, 17 Maret 2020

#tugas genetika 01 #genetika tanaman # sejarah genetika # sejarah # genetika #


SEJARAH PERKEMBANGAN GENETIKA TANAMAN



Rounded Rectangle: Gregor Johan Mendel 
Merupakan Bapak genetika di lahirkan tahun 1822 di kota Heinzendorf di daerah daulat kerajaan Australia yang kini masuk  bagian wilayah cekosiowakia.
 
Hasil gambar untuk gregor johann mendel

Eksperimen Mendel memilih tumbuhan biasa yaitu KACANG POLONG. Mendel Mengindentifikasi  :
(-) Bentuk benih (bundar atau keriput)
(-) warna benih (kuning atau hijau )
(-) warna selaput luar ( bewarna atau putih )
(-)  Bentuk kulit biji yang matang ( licin atau bertulang )
(-) warna kulit biji yang belum matang ( hijau atau kuning )
(-) Letak bunga (tersebar atau hanya di ujung )
(-) panjang batang tumbuhan (tinggi atau pendek)

       Genetika (dari bahasa Yunani γέννω atau genno yang berarti "melahirkan") merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion).


Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat (hereditas) yang diwariskan kepada anak cucu serta variasi yang mungkin timbul di dalamnya.
Adapun perkembangan dalam ilmu genetika antara lain:
Era Pra-Mendel (Sebelum Abad XIX)
Bangsa Babylonia (6.000 tahun yang lalu) sudah melakukan penyusunan silsilah kuda untuk memperbaiki keturunan. Sementara itu, bangsa Cina juga mampu melakukan seleksi benih padi untuk mencari sifat unggul. Ribuan tahun yang lalu di Eropa dan Amerika juga banyak yang melakukan seleksi dan penyerbukan silang terhadap gandum dan jagung yang asalnya dari rumput liar.

Era Mendel (1822-1884)
Pada era ini merupakan keberhasilan Mendel yang merupakan seorang pastur yang mampu melakukan percobaan persilangan pada tanaman ercis (Pisum sativum). Mendel juga berhasil mengamati adanya sifat keturunan (karakter) yang diturunkan dari generasi ke generasi. Selain itu, Mendel mampu membuat perhitungan matematika tentang sifat genetis dari karakter yang ditampilkan oleh percobaan tersebut. Faktor pembeawa karakter tersebut kemudian dinamakan determinan/faktor. Keberhasilan percobaan Mendel tersebut menjadikan dasar ilmu pengetahuan di bidang genetika Mendelian. Berkat usahanya tersebut, Mendel dijuluki Bapak Genetika.

EraPasca-Mendel(setelahtahun1900)
Di era ini ditandai dengan ditemukannya karya Mendel oleh Hugo de Vries (Belanda); Carts Correns (Jerman); dan Erich Von Tshcemak (Austria). Setelah itu banyak peneliti yang melakukan penelitian yang lebih mendalam diantaranya adalah:
  1. Bateson dan Punnet (1861-1926). Pada tahun 1907 melakukan percobaan untuk membuktikan apakah percobaan Mendel juga berlaku untuk hewan. Mereka menemukan adanya penyimpangan matematis dari genetika Mendel. Selain itu, mereka juga menemukan adanya suatu interkasi antargen dalam memunculkan suatu sifat.
  2. Van Beneden dan Boveri. Mereka menyebutkan bahwa kromosom dalam nukleus merupakan faktor pembawa bahan genetik.
  3. Flemming dan Roux. Mereka mengamati proses pembelahan sel somatik yang kemudian diberi nama pembelahan mitosis dan meiosis.
  4. Weissmann. Dia mengatakan bahwa kromosom terbagi menjadi dua pada saat pembelahan sel, yakni pada saat pembentukan gamet (gametogenesis).
  5.  Sutton. Dia mengumumkan adanya kesesuaian antara tingkah laku kromosom ketika sel sedang membelah dan segregasi bahan genetik penemuan Mendel.
  6. Morgan. Dia mengatakan bahwa gen adalah unit terkecil bahan genetik (kata gen diperkenalkan oleh Johansen) dan dalam satu kromosom terdapat banyak gen. Dengan kata lain, gen-gen tersebut saling berangkai (linked). Bahan genetik tersebut dapat mengalami perubahan.
  7. Garrod (1909). Dia menemukan penyakit genetis yang bersifat abnormal akibat aktivitas enzim.
  8. Ingram (1956). Dia mengatakan bahwa terdapat perbedaan hemoglobin normal dengan hemoglobin abnormal yang disebabkan oleh perbedaan pada urutan asam amino dalam molekul globinnya. Perbedaan tersubut dikarenakan adanya mutasi.
  9. Muller (1927) dan Auerbach (1962). Dalam penelitiannya, mereka melihat mutasi dapat dilakukan dengan cara buatan (induksi).
  10. Watson dan Crick (1961). Mereka berdua menemukan bahan penyusun molekul gen yakni DNA
  11. Nirenberg (1961). Dia menyusun kode-kode genetik yang menentukan urutan-urutan asam amino dalam sintesis protein dan mengetahui gen yang bekerja untuk menimbulkan suatu karakter melalui sintesis protein.

Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai menjelang akhir abad ke-19 ketika seorang biarawan Austria bernama Gregor Johann Mendel berhasil melakukan analisis yang cermat dengan interpretasi yang tepat atas hasil-hasil percobaan persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum satifum). Sejumlah percobaan terdokumentasi yang terkait dengan genetika telah banyak dilakukan pada masa sebelum Mendel, yang kelak banyak membantu memberikan bukti bagi teori Mendel. Percobaan-percobaan itu misalnya adalah sebagai berikut:
  • Pembuatan Raphanobrassica melalui persilangan lobak dan kubis pada abad ke-17 oleh Köhlreuter, seorang pemulia sayuran berkebangsaan Jerman, untuk menghasilkan tanaman yang menghasilkan umbi dan krop kubis sekaligus, meskipun tidak berhasil.
  • Penemuan dan penjelasan tentang pembuahan berganda pada tumbuhan berbunga (Magnoliophyta) oleh E. Strassburger (1878) dan S. Nawaschin (1898),
  • Percobaan terhadap ribuan persilangan oleh Charles Darwin pada abad ke-19 yang hasilnya diterbitkan pada 1896 dengan judul The variation of animals and plants under domestication) dan berhasil mengidentifikasi adanya penurunan penampilan pada generasi hasil perkawinan sekerabat (depresi inbred) dan penguatan penampilan pada hasil persilangan antarinbred (heterosis) meskipun dia tidak bisa memberikan penjelasan;
  • Usaha menjelaskan kemiripan antara orang tua dan anak oleh Karl Pearsonmelalui metode regresi (yang malah menjadi dasar dari banyak teknikstatistika modern).
Sebenarnya, Mendel bukanlah orang pertama yang melakukan percobaan-percobaan persilangan. Akan tetapi, berbeda dengan para pendahulunya yang melihat setiap individu dengan keseluruhan sifatnya yang kompleks, Mendel mengamati pola pewarisan sifat demi sifat sehingga menjadi lebih mudah untuk diikuti. Deduksinya mengenai pola pewarisan sifat ini kemudian menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan, dan Mendel pun diakui sebagai bapak genetika.
Pada masa pra-Mendel, orang belum mengenal gen dan kromosom
(meskipun DNA sudah diekstraksi namun pada abad ke-19 belum diketahui fungsinya). Saat itu orang masih beranggapan bahwa sifat diwariskan lewat sperma (tetua betina tidak menyumbang apa pun terhadap sifat anaknya).
Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada tahun 1866 diProceedings of the Brunn Society for Natural History. Namun, selama lebih dari 30 tahun tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya. Baru pada tahun 1900 tiga orang ahli botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries di Belanda, Carl Correns di Jerman dan Eric Von Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti kebenaran prinsip-prinsip Mendel pada penelitian mereka masing-masing. Semenjak saat itu hingga lebih kurang pertengahan abad ke-20 berbagai percobaan persilangan atas dasar prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi penelitian di bidang genetika. Hal ini menandai berlangsungnya suatu era yang dinamakan genetika klasik.

DAFTAR PUSTAKA

               http://zaifbio.wordpress.com/2009/06/12/makalah-genetika-dasar/(diakses tgl 15 Juli 2010)


            Suriasumantri, J.S. (1999).Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.

           Wattimena, R.A.A. (2008). Filsafat dan Sains, Jakarta: Penerbit PT. Grasindo.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar